TANAMAN PESTISIDA NABATI ?

    Serangan hama pengganggu tanaman sampai saat ini tetap menjadi masalah dalam setiap usaha pertanian. Serangan hama pengganggu tanaman yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi para petani. Masalah ini semakin rumit karena pestisida sintesis yang menjadi andalan dalam pengendalian hama pengganggu tanaman semakin menunjukkan penurunan efektifitas dan residu yang ditinggalkan dari pestisida sintesis yang tidak ramah lingkungan. Ketergantungan terhadap penggunaan pestisida sintesis mengakibatkan pengembangan metode-metode lain untuk mengendalikan hama dan penyakit menjadi terlupakan atau bahkan ditinggalkan. Sebenarnya, usaha tani tanpa pestisida sintesis bukanlah hal yang mustahil.

    Konsep pertanian ramah lingkungan adalah konsep pertanian yang mengedepankan keamanan seluruh komponen yang ada pada lingkungan ekosistem dimana pertanian ramah lingkungan mengutamakan tanaman maupun lingkungan serta dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahan yang relatif murah dan peralatan yang relatif sederhana tanpa meninggalkan dampak yang negatif bagi lingkungan. Salah satunya adalah teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tumbuhan dengan menggunakan Pestisida Nabati.

            Secara umum pestisida nabati (PESNAB) dapat diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman. Pestisida nabati digolongkan menjadi pestisida alami yang bahan bakunya mudah diperoleh di sekitar kita.

Manfaat dan Keunggulan Pestisida Nabati
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:

  • Bahan bakunya tersedia di alam sehingga harganya murah. Hal ini dapat mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga pestisida sintetis/kimiawi
  • Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
  • Pembuatan pestisida nabati menggunakan peralatan yang sederhana sehingga petani dapat membuatnya secara mandiri
  • Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis sehingga resiko overdosis dapat dihindari
  • Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
  • Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga karena pestisida ini cepat terurai.

Sifat Dan Fungsi Pestisida Nabati
Pestisida nabati atau disingkat dengan mempunyai sifat dan fungsi sebagai berikut:

  •       Sebagai penghambat nafsu makan (anti feedant) bagi OPT.
  •      Sebagai penolak (repellent).
  •      Sebagai penarik (atractant).
  •      Sebagai penghambat perkembangan.
  •       Pengaruh langsung sebagai racun.
  •       Mencegah OPT untuk meletakan telur.

1.    1. Pepaya (Carica papaya L.)

         Daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung suatu glukosinolat yang disebut benzil isotiosianat. Daun pepaya juga mengandung mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, tembaga, zat besi, zink,  dan mangan. Selain itu, daun pepaya mengandung senyawa alkaloid karpain, karikaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tannin (Milind dan Gurdita, 2011).

2.   2. Bawang Merah (Allium ascalonium L.)

         Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia setelah cabai dan kacang panjang. Bawang merah terutama digunakan sebagai bumbu masakan, namun dapat pula sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, obat terapi, antioksidan, dan antimikroba. Daun bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin, dan asetogenin dengan konsentrasi tinggi. Asetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifidan. Dalam konsentrasi rendah, senyawa ini bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama mati. Senyawa asetogenin mengganggu proses pencernaan dan merusak organ pencernaan, yang berakibat pada kematian serangga (Plantus, 2008).

3.    3. Bawang Putih (Allium sativum L.)

            Penggunaan bawang putih sebagai pestisida nabati ternyata dapat menyehatkan tanaman karena ekstrak bawang putih mengandung senyawa allisin, aliin, minyak atsiri, saltivine, scordinin, dan menteilalin trisilfida senyawa ini bersifat insektisida dan dapat berfungsi sebagai penolak kehadiran serangga ( Nuriyatul hasanah, 2017). Karena umbi bawang putih mengandung bahan insektisida dan aman bagi lingkungan, maka dilakukan penelitian untuk menguji ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura F.).

4.      4. Mimba (Azadirachta indica A, Juss.)

            Mimba (Azadirachta indica A, Juss.) merupakan bahan nabati yang memiliki kemampuan anti – bakterial dan insektisidal sehingga dapat digunakan sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman pada budidaya pertanian. Mimba dapat tumbuh baik didaerah panas dengan ketinggian 1 – 700 m dpl dan tahan cekaman air (Kardinan, 2002). Daun mimba mengandung empat senyawa kimia alami yang aktif sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salanin, meliatriol dan nimbin (Debashari dan Tamal, 2012). Menurut Rukmana dan Oesman 2002 senyawa dapat menghambat pertumbuhan serangga hama, mengurangi nafsu makan, mengurangi produksi dan penetasan telur, meningkatkan mortalitas.

5.   5. Babadotan (Ageratum conyzoides L.)


        Babadotan (Ageratum conyzoides L.)  merupakan gulma yang mudah ditemukan di sawah, kebun, pekarangan rumah dan pinggir jalan. Meskipun dianggap sebagai tumbuhan pengganggu, ternyata babadotan mempunyai manfaat digunakan sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan. Kandungan bahan aktif dalam Ageratum conyzoides L terutama pada bagian daun adalah alkaloid, saponin, flavonoid. Bagian daun mempunyai sifat bioaktifitas sebagai insektisida, antinematoda, antibakterial dan dapat digunakan sebagai penghambat perkembangan organisme.


Naaah... Mungkin itu dulu sahabat-sahabat informasi  yang bisa kami sampaikan, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua..




Komentar